Mengajar Jadi Rutinitas atau Kreatifitas

Posted on

kreatif

Sebagai seorang guru tentunya kita menyadari betul bahwa sepertiga waktu kita atau lebih,bahwa waktu itu kita gunakan untuk mengajar, jika jatah umur yang Tuhan berikan pada kita itu selama 60 tahun maka 20 tahun waktu kita itu kita gunakan untuk mengajar, jika saja umur yang 20 tahun itu kita gunakan dengan sebaik-baiknya dan dicatat oleh Tuhan yang Maha Esa sebagai ibadah karena kita memiliki niatan yang demikian maka sungguh beruntung  guru tersebut, namun sebaliknya jika umur 20 tahun yang kita habiskan untuk mengajar hanya kita sia-siakan tanpa ada nilai ibadah, hanya materi semata yang kita dapatkan maka pastilah merugi apa yang  dilakukannya itu.

Mengajar akan menjadi rutinitas tanpa makna manakala kita melakukan aktifitas tersebut sebagaimana ciri berikut ini:

  • Mengajar hanya dijadikan sebagai pengisi waktu kosong, Ini artinya bahwa mengajar hanya menghindari diri dari status pengangguran, celakanya jika para pengajar ini tak menguasai bidang yang diajarkannya, ia hanya sekedar menyampaikan tapi tak tahu apa tujuan dan makna dari apa yang diajarkannya, jika saja ia tak mau belajar maka ini akan menjadi petaka bagi dunia pendidikan.
  • Mengajar tapi tak mengerti apa yang tujuan sebenarnya dari apa yang diajarkannya Sekedar menerangkan sudah cukup baginya apakah pelajaran yang diberikan itu dapat memberikan manfaat dan makna bagi peserta didik baginya tak penting untuk disampaikannya, atau istilah yang sering kita dengar bahwa mengajar itu sebagai transfer knowledge.
  • Mengajar tak memiliki persiapan dan rencana pengajaran, baginya mengajar itu cukup mengulang apa yang pernah diterima sewaktu dia menjadi siswa atau ia pernah mengajar di tempat yang lain, tanpa persiapan dan perencanaan maka dapat dipastikan bahwa ia hanya menghabiskan waktu mengajar tanpa tahu apa yang sebenarnya ia tuju dari mengajarnya itu, makanya wajar jika mengajarnya itu menjadi aktifitas yang membosankan bagi dirinya ataupun siswanya
  • Tujuan mengajarnya semata-mata hanya untuk mengumpulkan materi sebanyak-banyaknya, cirinya jika tak mendapatkan materi maka ia enggan untuk mengajar, baginya mengajar seperti bekerja ada pekerjaan maka ada materi yang akan ia dapatkan, ini bukan berarti kita tak perlu materi, dan bukan berarti yang tak mendapat materi itu lebih baik, namun jika materi menjadi prioritas utamanya maka inilah kesalahannya, dan pastinya kita tahu bahwa mengajar itu sebuah pengabdian, jika saja ada seorang guru yang menjadi kaya secara materi  dari mengajarnya maka tak menjadi masalah asalkan materi itu bukan semata-mata menjadi tujuan utamanya.
  • Mengajar dianggapnya sebagai beban, padahal kita tahu bahwa tugas seorang guru itu mengajar namun masih ada saja diantara mereka yang ketika mengajar banyak meninggalkan hak siswa seperti saat mengajar sengaja datang telat saat masuk kelas, tentunya kita semua tahu bahwa ini juga merupakan bentuk korupsi waktu, ia datang telat namun saat keluar kelas ia lebih dulu sebelum waktunya selesai.

Sedangkan bagi mereka yang menjadikan mengajarnya itu menjadi kreatifitas apabila guru tersebut memiliki ciri sebagai berikut :

  • Memiliki niatan mulia dalam mengajar, seorang guru mestilah memiliki niatan luhur untuk apa dirinya mengajar, mengajar baginya merupakan sebuah ibadah, yang kelak akan mengantarkan dirinya menuju SyurgaNya, dengan niatan yang luhur inilah akan menjadi penyemangat dirinya untuk terus mengajar ataupun saat dirinya mengalami kebosanan.
  • Selalu ada hal yang berbeda dalam pengajarannya, hal yang berbeda disini maksudnya bahwa ia selalu mencari cara, metode dan teknik terbaru yang berbeda dalam mengajar, karena ia tahu bahwa setiap siswa itu unik maka dirinya sadar bahwa ia tak boleh hanya menggunakan satu macam metode pengajaran, baginya memberikan sesuatu yang berbeda adalah sebuah kemestian dengan tujuan agar siswanya tak bosan ketika belajar.
  • Selalu memilki persiapan dan rencana, baginya mengajar itu bukanlah aktivitas biasa-biasa saja makanya perlu dibuat sebuah persiapan dan rencana yang baik, sehingga ketika mengajar ia terlihat lebih siap dan menguasai apa yang hendak diajarkan buat siswanya, tanpa persiapan mengajar itu sama artinya ia menyerahkan dirinya apa adanya, dengan persiapan tentu seorang guru akan lebih terampil saat mengajar.
  • Mengajar tak harus selalu diukur dengan materi, meskipun kita menyadari bahwa kita semua butuh materi, namun masalahnya jika kita menjadikan materi itu lebih dari segalanya, akhirnya materi membuat dirinya tak berdaya, tak ada materi maka tak ada pengajaran,tapi seorang guru yang mesti meyakini bahwa Tuhan pasti tak akan menyia-nyiakan hambanya yang terus berusaha.
  • Mengajar menjadi kreatifitas manakala seorang guru tak pernah bosan untuk belajar, baginya belajar adalah sebuah kemestian tanpa mengajar pastilah ilmu yang akan ia ajarkan akan statis, padahal kita tahu bahwa setiap saat ilmu itu terus berkembang, bisa jadi ilmu yang dulu kita ajarkan sudah tak cocok lagi dengan apa yang akan dia ajarkan saat ini.

Jadi pilihannya ada pada diri Anda apakah Anda ingin mengajar Anda menjadi rutinitas atau mengajar Anda menjadi sebuah kreatifitas. Dengan pilihan itulah akan menentukan bagaimana cara Anda mengajar.

Tinggalkan komentar