Day: Oktober 17, 2015

Memaksimalkan Potensinya atau Malah Membunuh Potensinya ?

Posted on

siswa belajar

Di sebuah negeri, terdapatlah sekolah untuk para hewan. Hewan-hewan disini diberikan materi yang bermacam-macam supaya mereka mempunyai berbagai kelebihan untuk masa depan mereka. Hewan yang menjadi siswa disitu diantaranya Gajah, Kancil, Ular, Macan, Kura-kura, Elang dan Ikan. Mereka ini mendapatkan kurikulum yang lengkap. Ada pelajaran meloncat jauh, pelajaran terbang, pelajaran menyelam, pelajaran merobohkan pohon, pelajaran mereyap, dsb

Minggu pertama adalah pelajaran meloncat jauh.

Di pelajaran ini yang mendapatkan nilai yang bagus hanyalah kancil. Gajah, Kura-kura dan semut putus asa karena sama sekali tidak bisa mengikuti.

Pada minggu kedua adalah pelajaran menyelam

Di pelajaran ini yang mendapat nilai bagus adalah ikan. Semua hewan tidak bisa menyelam

Minggu ketiga adalah pelajaran terbang

Di pelajaran ini yang mendapatkan nilai bagus adalah burung. Hewan yang lain, jangankan  terbang, meloncat ke atas saja tidak bisa.

Minggu keempat adalah pelajaran merobohkan pohon. Gajah mendapatkan nilai bagus. Untuk kura-kura, Ikan, Kancil, Burung, dan semut memilih untuk tidak mengikuti pelajaran ini karena memang tidak bisa.

Demikianlah sampai pada akhir kelulusan sekolah hewan tersebut. Kepala sekolah kecewa dengan nilai yang didapatkan para siswanya karena masing-masing hanya mengikuti satu mata pelajaran. Kemudian dinyatakan bahwa tidak ada satu muridpun yang lulus dan semua harus mengulang sampai mendapatkan nilai minimal yang dicapai.

Alhasil para hewan tersebut mengulang lagi semua pelajaran dari awal.

Lalu…. apa yang kemudian terjadi ?

Karena dipaksakan dan dituntut untuk mendapatkan nilai bagus di setiap pelajaran, maka satu per satu hewan tersebut mati karena tidak kuat dengan kondisi yang ada.

Kutipaan cerita tersebut yang diambil dari buku Smart Teaching yang ditulis oleh Agung Webe. Kisah ini mengingatkan saya bahwa kisah tersebut seperti apa yang terjadi dalam pendidikan di negara kita, sebuah sistem pendidikan yang menuntut semua siswanya harus pandai disemua pelajaran, guru dituntut agar semua siswanya pandai s disemua bidang, sehingga sering kali seorang guru ataupun orang tua secara tak sadar membunuh potensi siswa, sering kali orang tua ataupun guru mengatakan bodoh pada siswanya lantaran si siswa itu memilki nilai yang rendah pada 1 pelajaran meskipun di pelajaran yang lain siswa tersebut baik nilainya, mereka menuntut siswa untuk bagus di setiap pelajaran, sebagai contoh ketika siswa mendapat nilai yang jelek pada pelajaran matematika dan di sisi lain ia mendapatkan nilai yang bagus pada pelajaran seni maka orang tua ataupun gurunya langsung menekan siswa dengan menyuruhnya mengikuti les tambahan untuk pelajaran matematika, dan hasilnya belum tentu nilai siswa bertambah baik, dan yang terjadi siswa tersebut bertambah masalah dalam pelajaran itu, bukankah seharusnya pada pelajaran seni itulah yang mestinya si siswa tersebut dimaksimalkan, lebih baik memaksimalkan yang memang kita sudah tau bakatnya daripada kita sibuk-sibuk memaksimalkan yang memang bukan bakatnya. Inilah dilema pendidikan di negeri ini, mereka sudah mengerti bahwa setiap anak itu unik dengan potensinya masing-masing namun pada kenyatannya siswa tersebut dipaksakan untuk menguasai semua pelajaran, akhirnya tak banyak diantara mereka yang benar-benar ahli pada bidangnya.

Sebagai seorang guru yang mengerti akan hal ini apa yang sebaiknya kita lakukan?

  • Jangan pernah mengatakan mereka bodoh lantaran mereka mendapatkan nilai jelek pada pelajaran yang tak mereka sukai
  • Sebagai seorang guru kita sudah bisa memetakan kemampuan siswa kalau memang pada batas tertentu mereka lemah pada pelajaran yang tak dimintinya janganlah kita memaksakannya hingga membunuh potensinya pada pelajaran yang lain
  • Janganlah mengeneralisir karena suatu kesalahan, misalkan siswa tak pandai di pelajaran bahasa inggris lalu kita menganggap bodoh padahal bisa jadi ia pandai dipelajaran yang lain
  • Bersikaplah yang bijak, siswa bukanlah robot, ia memilki kelemahan namun disisi lain ia juga memilki kekuatan jangan sampai kita terlalu fokus pada kelemahannya hingga melupakan kekuatannya.

Sekali lagi yang mesti kita yakini bahwa siswa kita adalah mahhluk yang unik yang telah Allah ciptakan, mereka adalah amanah kita yang mesti kita bimbing dan arahkan, tugas kita adalah mengembangkan potensi yang dimilkinya dan bukan membunuh potensinya, sehingga kelak mereka menjadi ahli pada bidang yang disukainya.